JAKARTA, (PRLM).- Proses bedah buku "Membongkar Gurita Cikeas" karya George Junus Aditjondro yang dilaksanakan di Doekoen Coffee, Pancoran, Jakarta, Rabu (30/12) siang, berlangsung panas dan nyaris ricuh. Bedah buku itu pun diwarnai dengan aksi dugaan pemukulan Georgo Aditjondro terhadap Anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat (FPD) Ramadhan Pohan.
Bedah buku yang dilaksanakan pada pukul 12.15 WIB itu sudah mengundang animo masyarakat luas. Dari pengamatan "PRLM", pengunjung bedah buku sudah banyak yang hadir sekitar satu jam sebelum acara. Masyarakat dan wartawan sudah menjejali ruangan Doekoen Coffee yang hanya berukuran sekitar 4x 10 meter. Pihak panitia pun memasang tenda di area parkir untuk mengakomodir pengunjung yang berdatangan.
Selain penulis buku yakni George Aditjondro, acara bedah buku ini pun mengundang nara sumber seperti anggota panitia khusus (pansus) hak angket Bank Century Bambang Soesatyo, Ray Rangkuti (Koordinator Kompak), Adi Massardi (Koordinator Gerakan Bangkit Indonesia), Permadi (tokoh politik). Ramadhan Pohan hadir di acara bedah buku menggantikan staf Kepresidenan Andi Arif yang batal hadir dalam acara itu.
Kericuhan terjadi sekitar satu jam setelah pembukaan acara. Ramadhan Pohan yang menjadi pembicara kelima mengatakan data yang ditampilkan George itu penuh kebohongan dan berhalusinasi. Suasana acara bedah buku menjadi panas. Puncaknya, saat Permadi memberikan kata sambutan terhadap buku itu, dari dalam ruangan terdengar teriakan 'pukul' dan 'keluar' berkali-kali. Saat itu pula George yang memang tampak marah itu diduga memukul Ramadhan dengan buku 'Membongkar Gurita Cikeas'.
Ramadhan Pohan yang mendapat perlakuakn seperti itu, langsung meninggalkan ruangan. Namun, teriakan keluar dan pukul terus terdengar meski anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat itu sudah dikerubuti wartawan.
Ramadhan mengakui bahwa dirinya memang tidak diundang ke acara launching buku George di Dukun Coffee, Jalan Raya Pasarminggu, Jakarta Selatan. Ia hadir ke acara itu, setelah mengetahui Staf Khusus Presiden SBY, Andi Arief, tidak hadir dalam acara itu. (A-130/A-147)***
sumber : http://www.pikiran-rakyat.com/index.php?mib=news.detail&id=118834
Bedah buku yang dilaksanakan pada pukul 12.15 WIB itu sudah mengundang animo masyarakat luas. Dari pengamatan "PRLM", pengunjung bedah buku sudah banyak yang hadir sekitar satu jam sebelum acara. Masyarakat dan wartawan sudah menjejali ruangan Doekoen Coffee yang hanya berukuran sekitar 4x 10 meter. Pihak panitia pun memasang tenda di area parkir untuk mengakomodir pengunjung yang berdatangan.
Selain penulis buku yakni George Aditjondro, acara bedah buku ini pun mengundang nara sumber seperti anggota panitia khusus (pansus) hak angket Bank Century Bambang Soesatyo, Ray Rangkuti (Koordinator Kompak), Adi Massardi (Koordinator Gerakan Bangkit Indonesia), Permadi (tokoh politik). Ramadhan Pohan hadir di acara bedah buku menggantikan staf Kepresidenan Andi Arif yang batal hadir dalam acara itu.
Kericuhan terjadi sekitar satu jam setelah pembukaan acara. Ramadhan Pohan yang menjadi pembicara kelima mengatakan data yang ditampilkan George itu penuh kebohongan dan berhalusinasi. Suasana acara bedah buku menjadi panas. Puncaknya, saat Permadi memberikan kata sambutan terhadap buku itu, dari dalam ruangan terdengar teriakan 'pukul' dan 'keluar' berkali-kali. Saat itu pula George yang memang tampak marah itu diduga memukul Ramadhan dengan buku 'Membongkar Gurita Cikeas'.
Ramadhan Pohan yang mendapat perlakuakn seperti itu, langsung meninggalkan ruangan. Namun, teriakan keluar dan pukul terus terdengar meski anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat itu sudah dikerubuti wartawan.
Ramadhan mengakui bahwa dirinya memang tidak diundang ke acara launching buku George di Dukun Coffee, Jalan Raya Pasarminggu, Jakarta Selatan. Ia hadir ke acara itu, setelah mengetahui Staf Khusus Presiden SBY, Andi Arief, tidak hadir dalam acara itu. (A-130/A-147)***
sumber : http://www.pikiran-rakyat.com/index.php?mib=news.detail&id=118834
No comments:
Post a Comment