Thursday, December 31, 2009

Kopiah Gus Dur 'Presiden RI' Tersimpan Rapat di Sidoarjo


Surabaya - Salah satu yang tak bisa melupakan Gus Dur adalah keluarga Alm Abdul Mudjib Manan. Mereka merasa kehilangan dengan meninggalnya Gus Dur. Keluarga Abdul Mudjib masih menyimpan peninggalan Gus Dur: kopiah 'presiden'.

Saat menjadi Gus Dur menjadi presiden, Abdul Mudjib Manan pada tahun 1 Desember 2000 diangkat menjadi sekretaris presiden setelah sebelumnya menduduki posisi staf ahli.

Apalagi setelah Gus Dur lengser, kopiah yang biasa dikenakan saat menjadi presiden diserahkan ke Abdul Mudjib Manan. Kopiah berwarna coklat yang terdapat tulisan Presiden RI dan Gus Dur diberikan sebagai kenang-kenangan.

Sejak tahun 2001 hingga sekarang, kopiah yang dikenakan Gus Dur saat mengeluarkan deklarasi dekrit pembubaran DPR itu disimpan di lemari keluarga Alm Abdul Mudjib Manan yang sekarang tinggal di Perumahan Delta Sari, Waru, Sidoarjo, Jawa Timur.

Abdul Mudjib Manan meninggal 26 Juni 2006. "Tidak ada yang tahu kalau kopiah bersejarah ini diberikan ke bapak. Mungkin hanya keluarga saja yang tahu," kata Achmad Seno Aldinata, putra kedua Alm Abdul Mudjib Manan saat ditemui detikcom di rumahnya, Rabu malam (30/12/2009).

Bagi Seno, demikian biasa dipanggil, sampai kapanpun keluarganya akan menjaga kopiah tersebut hingga kapanpun. "Ini pesan bapak agar kopiah yang diberikan setelah GuS Dur lengser ini dijaga," katanya didampingi ibundanya, Hj Sri Safarin.

Menurut Seno, almarhum bapaknya memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Gus Dur sejak remaja. "Saat kuliah di Kairo pun satu kamar. Istilah orang Jawa sakliwetan," kata Seno mengenang. Namun setelah usai kuliah keduanya sempat putus kontak.

"Saat Gus Dur jadi presiden dan acara di Surabaya menyatakan jika kangen temannya yang tinggal di Surabaya. Lalu setelah disebutkan namanya, kemudian stafnya melacak nama bapak saya," kata Sri Wahyuni alias Yuyun, putri pertama almarhum menambahkan.

Setelah dilacak, akhirnya Abdul Mudjib Manan yuang menjadi salah satu dosen di IAIN Sunan Ampel bisa bertemu Gus Dur dan akhirnya diajak ke Jakarta. Menurut Yuyun, kopiah yang terbuat dari anyaman akar ini menjadi barang yang berharga bagi keluarganya.

"Kita sangat kehilangan Gus Dur. Gus Dur telah membuat sejarah bagi keluarga saya," katanya.

Menariknya, sebagai otentikfikasi kopiah tersebut Gus Dur memberikan surat penyataan yang ditandatangani  24 Juli 2001. Dalam selembar surat bermaterai Rp 6000 itu, Gus Dur menyatakan telah memberikan peci kepada Abdul Mudjib Manan.

Di surat tersebut ditulis ciri-ciri peci tersebut antara lain: terbuat dari bahan sejenis akar-akaran, di kedua sisi tertulis Gus Dur dan Presiden RI. Serta "Peci tersebut saya pakai pada saat dibacakan dekrit Presiden RI pada tanggal 23 Juli 2001"

"Jadi kita tidak mengaku-aku, karena ini ada surat penyataan yang langsung ditandatangani Gus Dur," pungkas Seno.
(bdh/bdh)

sumber : http://surabaya.detik.com/read/2009/12/30/231744/1268973/475/kopiah-gus-dur-presiden-ri-tersimpan-rapat-di-sidoarjo

No comments:

Post a Comment