Wednesday, December 30, 2009

`Suster Keramas` Disorot MUI, Produser: Ini Cuma Khayalan Anak Muda

Surabaya-Surya- Berita pencekalan film `Suster Keramas` yang sempat dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia
(MUI) Samarinda, Kalimantan Timur, akhirnya didengar juga oleh MUI Pusat. Pengurus MUI Pusat mengatakan akan mencermati film komedi horor itu, namun lembaga ini belum bisa menetapkan apakah akan mencekal atau tidak film yang salah-satu bintangnya adalah artis `panas` Jepang, Rin Sakuragi.
Ketua Bidang Fatwa MUI Pusat, KH Makruf Amin mengaku, hingga Selasa (29/12) sore kemarin, pihaknya belum menerima keterangan apapun tentang alas an MUI Samarinda yang pada Senin (28/12) lalu diberitakan mencekal film produksi Maxima Picture tersebut.
“Tapi kalau memang alasan MUI Samarinda bisa diterima, misalnya karena ada adegan-adegan yang melampaui batas dan dikategorikan porno di film itu, tentu akan kami dukung pencekalan itu. Bahkan, kami akan melakukan hal yang sama, dengan mencekal film ini,” ujar Makruf saat dihubungi Surya, Selasa (29/12).
Untuk memastikan ada/tidaknya adegan seronok di film itu, Makruf akan mengutus orang yang pantas untuk melihatnya. Hal itu akan dilakukan segera, paling tidak sebelum pemutaran perdana film tersebut pada Kamis (31/12) nanti, menjelang pergantian tahun. Bioskop-bioskop di Surabaya direncanakan juga akan menjadi tempat pemutaran serentak film itu besok.
Makruf khawatir jika tidak segera disikapi, dan ternyata kemudian film ini mengandung hal-hal yang bisa dikategorikan porno, maka akan sulit penanggulangannya
“Informasi yang saya terima dari wartawan memang ada adegan yang tidak pantas di film itu. Karena itu, kami akan segera mencari informasinya dan akan menyikapinya,” janji Makruf yang juga Rois Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Sebagaimana ditulis harian Warta Kota (koran grup Surya), menjelang diputar secara serentak di seluruh Indonesia pada 31 Desember besok, film Suster Keramas menuai kontroversi. Film yang dibintangi bintang hot dari Jepang, Rin Sakuragi, itu dicekal oleh MUI Samarinda.
“Tidak ada nuansa pendidikan pada film itu, tetapi justru dapat merusak moral generasi muda. Sudah bisa dipastikan bahwa jika film itu diputar, penontonnya didominasi oleh kalangan remaja,” kata Ketua MUI Samarinda, KH Zaini Naim, sebagaimana ditulis Warta Kota, Selasa (29/12).
Setelah munculnya pemberitaan pencekalan itu, produser film Suster Keramas Odi Mulya Hidayat langsung terbang ke Samarinda untuk melakukan klarifikasi, Selasa (29/12) kemarin. Di hadapan pengurus MUI Samarinda, Odi menjelaskan cerita yang ada di film tersebut.
“Di sana kami berupaya menyamakan persepsi saja. Jangan sampai ada persepsi macam-macam karena filmnya sendiri juga belum keluar,” ujar Odi. Saat dihubungi Surya kemarin, Odi mengaku masih berada di Samarinda.
Sebelumnya, terkait pencekalan Suster Keramas itu, Ketua MUI Samarinda, KH Zaini Naim, mengatakan bahwa film itu dapat merusak moral generasi muda.
“Tidak ada nuansa pendidikan pada film itu, tetapi justru dapat merusak moral generasi muda. Sudah bisa dipastikan bahwa jika film itu diputar, penontonnya didominasi oleh kalangan remaja,” kata KH Zaini Naim seperti dikutip kantor berita Antara, Sabtu (26/12).
Film ini berdurasi 90 menit dengan waktu pengambilan gambar selama 16 hari. Lokasi syuting tersebar di Bogor, Puncak (Jawa Barat) dan Jakarta. Selain Rin yang dari Jepang, para artis lain yang mendukung film ini kebanyakan adalah mereka yang ikut berperan dalam film Kambing Jantan karya Raditya Dhika, salah-satunya Yadi Sumbogo.
Disebutkan, film Suster Keramas menggambarkan kedatangan seorang gadis Jepang (yang diperankan Rin Sakuragi) ke Indonesia untuk mencari saudaranya yang bekerja sebagai perawat atau suster. Persoalan yang dianggap menuai kontroversi adalah beberapa adegan yang dimainkan Rin Sakuragi, terutama yang memamerkan kemolekan tubuhnya.
Kata Odi, sebetulnya untuk memberikan penilaian yang utuh terhadap film ini, maka harus disaksikan lebih dulu. Padahal, lanjut dia, film ini baru akan diputar besok di bioskop-bioskop.
Odi menegaskan, di film Suster Keramas tidak ada adegan seronok yang mengarah pornografi. Hanya ada beberapa adegan nakal, namun sifatnya hanya khayalan-khayalan anak muda.
“Ini kan film komedi horor. Dan di situ ada khayalan anak-anak muda iseng, ya biasalah khayalan anak muda kayak apa. Tapi masih wajar kok,” terang Odi dengan nada santai.
Disinggung keberadaan bintang porno Jepang Rin Sakuragi di film ini, menurut Odi, hal itu wajar karena dalam konteks ini Rin tidak bermain nakal tapi bermain layaknya artis lain.
Odi berharap filmnya ini dilihat sebagai hiburan atau entertainment saja dan tidak dilihat sisi negatifnya.
“Ya pokoknya lihat yang enak sajalah, jangan lihat yang macam-macam nanti kan bisa menikmati kelucuannya,” tukasnya.
Menanggapi munculnya pro kontra sebuah film, aktor kawakan Didi Petet memilih berkomentar secara umum, bukan kasus per kasus. Menurut Didi, munculnya kontroversi di masyarakat atas sebuah film, terutama apakah film itu mendidik atau tidak mendidik, mestinya tak perlu diperdebatkan.
“Kita kembalikan saja ke fungsinya, bahwa film adalah sebuah hiburan. Pokoknya kita terhibur. Kita nikmati saja. Kita gunakan otak kanan dan jangan gunakan otak kiri terus,” kata Didi seperti dikutip Warta Kota.
Rin Sakuragi yang kelahiran Hyogo, Jepang, 3 Maret 1989, disebut-sebut lebih tenar daripada Maria Ozawa alias Miyabi –yang juga pernah menuai kontroversi setelah akan didatangkan ke Indonesia beberapa waktu lalu. Dalam daftar bintang Japan Adult Video paling favorit, nama Miyabi bahkan tidak masuk sepuluh besar. Sedangkan Rin berada di posisi dua.uus/warkot

sumber : http://www.surya.co.id/2009/12/30/suster-keramas-disorot-mui-produser-ini-cuma-khayalan-anak-muda.html

No comments:

Post a Comment