"SBY sekali lagi memakai gaya komunikasi melankolis untuk menarik simpati publik," ujar Burhan. "Dia ingin mengatakan bahwa saat ini sedang dikeroyok dari delapan penjuru mata angin. Mulai dari Pansus yang mulai melihat keterlibatan dirinya, LSM Bendera hingga kalangan intelektual seperti George," ujar peneliti senior Lembaga Survei Indonesia itu secara tertulis ke VIVAnews, Senin 28 Desember 2009.
Sebenarnya strategi melankolis ini, ujar Burhan, bisa menimbulkan sinisme publik karena tidak menjawab substansi persoalan dan cenderung mengalihkan perhatian apalagi jika dilakukan terlalu sering. Sementara, "Pidato SBY itu seolah menanggapi George, apalagi dengan pernyataan juru bicara yang terlalu reaktif terhadap buku," ujar lulusan Australian National University itu.
Kata Burhan, tidak seharusnya SBY menanggapi semua persoalan karena masih banyak urusan lain yang lebih urgen. Tanggapan SBY terhadap buku George itu malah jadi iklan gratis. "Awalnya orang tidak peduli, tapi respons istana dan sejumlah elit Demokrat malah membuat publik menjadi penasaran," ujarnya.
SBY tak perlu reaksioner karena secara metodologis, buku George sangat lemah, tidak didukung akuraasi data bahkan cenderung bagian dari propaganda politik ketimbang karya akademik. Tanggapan yang tidak proporsional dan memakai alat kekuasaan seperti pelarangan dan penarik buku membikin buku itu makin diburu.
Sementara kriminolog dari Universitas Indonesia, Adrianus Meliala, bersikap senada namun dengan pendekatan berbeda. Adrianus menyatakan, SBY jangan menyikapi buku George dengan pendekatan kekuasaan atau pun pendekatan hukum yang seolah-olah adil padahal teknokratis. "Itu hanya akan mengundang polemik dan kontroversi serta akan memundurkan kualitas demokrasi," ujar Adrianus.
Pihak-pihak yang merasa terpojok dengan isi buku tersebut seyogyanya menghadapinya dengan tataran yang sama yakni tataran intelektual. "Terbitkanlah buku-buku lain yang bersifat counter atau memakai angle berbeda dan biarkanlah masyarakat menilai mana yang benar atau bohong," ujarnya.
sumber : http://politik.vivanews.com/news/read/116731-mengapa_sby_sebaiknya_tak_respons_buku_george

No comments:
Post a Comment